Top post

Maju sejauh mungkin dan tetap melangkah menggunakan kaki dengan bergantian

Rabu, 26 Desember 2018

Oh Sin

Oh ini malam
Entahlah...
Sunyi..
Hanya ada suara jam
Dan cahaya seadanya

Membantu berfikir
Hadirkan dirimu
Kedalam imaji

Kayu yang berlapis
Dan pohon yang bertinta
Tuangkan segalanya

Oh Sin...

Jakarta, 27 Desember 2018

Senin, 04 Juli 2016

Dia Maha Dekat

Assalamu alaikum Wr Wb
Tak terasa, bulan Ramadhan tahun ini sudah mau pergi. Meninggalkan ke-tidak pastian apakah akan berjumpa kembali ditahun-tahun berikutnya atau ini yang terakhir !? Entahlah, semoga kita diberikan umur yang panjang dan istiqamah dalam beribadah. Aamiin.
Sudah lama juga kami tak menulis, atau lebih tepatnya mengetik sesuatu di media ini.
Namun kali ini, kami ingin bercerita tentang kejadian disuatu pagi. Ini mungkin ada kaitannya dengan bulan Ramadhan, atau dengan kata lain "edisi Ramadhan". Tapi, itu bukan disengaja, hanya kebetulan saja.
Kami tidak ingat hari dan tanggal berapa, namun itu terjadi pada pertengahan bulan Ramadhan.
Saat kami merasakan begitu lemahnya diri kami dan begitu kerdilnya kami. Masalah lahir dan batin saling berdatangan pada diri kami. Membuat pemikiran menjadi berantakan. Ingin sekali melampiaskannya, namun kami tak ingin menambah masalah baru dengan hal itu.
Salahsatu masalah yang kami hadapi, mungkin sudah cukup tertanam lama, sehingga harus segera ditangani secepatnya. Beragam cara sudah kami lakukan, akan tetapi hasil masih tetap saja sama.
Seketika kami berfikir bahwa hanya ada satu yang dapat membantu kami, tidak lain, Dia adalah satu-satunya Tuhan kami, Allah SWT.
Pagi itu, kira-kira pukul satu lebih, saat mata kami tak bisa terpejam, sambil terlentang, kami berdoa kepada Allah SWT. Kami minta diberikan jalan untuk mengatasi masalah kami yang satu ini.
Kami sadar, begitu banyak dosa yang menempel pada diri kami. Jika itu berbentuk pasir, mungkin pasir-pasir itu sudah menjadi gunung yang begitu tinggi. Tapi disisi lain, kami berpikir yang dapat menghapus dosa kami adalah Allah SWT, jika kami enggan berinteraksi dengan-Nya, kemungkinan dosa kami terhapus sangat kecil, oleh sebab itu, dengan perasaan malu pada diri sendiri, terutama kepada Sang Pencipta, kami selalu memberanikan diri untuk selalu berdoa kepada-Nya. Walau kami sadar, dosa yang begitu banyak bisa menghambat terkabulnya suatu doa. Namun itu bukan urusan kami. Tugas kami hanyalah beroda kepada-Nya.
Pagi itu, disaat kami tengah mengutarakan harapan kami, dengan begitu mudahnya Allah SWT memberi jalan. Seketika itu pula jawaban atas doa kami terkabul.
Ada perasaan senang, haru, dan malu. Karena kami hanya bisa meminta, sedang kami lalai dalam menjalankan perintah-Nya. Ternyata Allah begitu dekat, dan sesungguhnya kami-lah yang selalu menajuh. Kami tidak menutupi bahwa air mata kami keluar pada saat itu. Kami menangis akan kebaikan Allah SWT kepada kami. Kami ucapkan berulang kali kalimat tasbih, tahmid, tahlil, dan takbir. Entah bagaimana lagi cara untuk memuji keagungan Allah SWT pada saat itu. Ingin sekali kami memeluk-Nya.
Kami bangun dari tempat tidur. Kami masih ingin berbicara dengan-Nya. Kami masih rindu. Kami pergi untuk mengambil air wudhu, lalu kami shalat pada pagi itu. Dengan penuh rasa senang, kami menemui-Nya.
Selalu terpikir, siapakah diri kami ? Hanya seorang makhluk yang sering lalai menjalankan perintah-Nya ? Atau seorang yang menyukai musik keras dan hidup sembrawut ? Bisa dibilang begitu. Akan tetapi Allah SWT tidak pernah lupa terhadap kami. Dengan keadaan kami seperti ini Allah SWT masih ingin memberi pertolongan-Nya kepada kami.
Mengingat hal itu, kami semakin ingin memperbaiki diri. Tapi kami lakukan dengan cara bertahap. Mengingat didunia ini, asumsi masyarakat selalu berbeda. Jika kita merubah hidup sepenuhnya, tidak dipungkiri bahwa akan ada seseorang yang mengatakan bahwa diri kita "(sok) alim". Ya... jangan kaget dengan hal itu. Mungkin, jika kita benar-benar ingin merubah diri menjadi yang lebih baik, kita bisa melakukannya dengan hal kecil namun istiqamah, maksudnya kita lakukan secara terus tanpa henti.
Mungkin itu sedikit cerita dari kami. Tidak ada maksud apapun, hanya ingin mengingatkan bahwa, Allah SWT itu begitu dekat, Ia maha penolong dalam setiap hal. Mungkin kami hanyalah seorang yang banyak dosa, namun sesama manusia, kita harus saling mengingatkan.
Wassalamu alaikum Wr Wb

Minggu, 19 Juni 2016

Ayhgsduulih

Semakin aku terasa
Semua yang ada dalam hidup Setiap itu terjadi
Sungguh buatku mengerti
Aku begitu lemah dengan ini
Begitu kecilnya diriku ini
Kuingat diri-Mu dekat
Lebih dekat dari apapun yang dekat
Akulah yang dulu selalu menjauh
Melupakanmu yang selalu ada
Kuingat Kau maha segala
Segala terasa mudah bagi-Mu
Begitupun ajal bagiku
Mudah sekali mendekati
Inilah diriku, kini mengahadap-Mu
Memohon pada-Mu
Menggenggam tanganku
Bawalah diriku disamping Mu
Jangan Kau biarkan aku
Menjadi seorang yang merugi
Seorang yang selalu menyesal
Jika kelak Kau panggil nanti
Ampuni diriku, terima sujudku