Top post

Maju sejauh mungkin dan tetap melangkah menggunakan kaki dengan bergantian

Senin, 29 Februari 2016

18 Dzulhijjah 1435 H (part)

Suatu saat ada yang bertanya kepada dia tentang tragedi 18 Dzulhijjah 1435 H. Dengan sedikit penasaran, walau dia tahu bahwa itu tidak penting untuk dijelaskan. 
W: "Bagaimana kronologi kejadiannya pak ?" 
N: "Saya sih awalnya mendukung dari belakang, tapi orang yang saya dukung itu lambat, saya jadi greget sendiri, akhirnya yasudah saya tikung saja... Hehehe." 
W: "Setelah anda nikung ada suatu perasaan tidak ?" 
 N: "Ada, pasti. Tapi ya mau gimana lagi, ini bukan untuk disia-siakan begitu saja. Daripada mubadzir ya saya ambil alih." 
W: "Terus ada yang mau disampaikan, mungkin ?" 
N: "Mungkin, saya minta maaf saja lah, Kita kan harus saling memaafkan. Haha :D" 
W: "Ada yang lainnya ?" 
N: "Apalagi ya ?? Emhh kalau kamu mau, ya ambil aja. Dengan catatan dianya mau dan sayanya ikhlas, kalo itu sudah terpenuhi, silakan ambil, kalau belum ya.. jangan maksain, gitu aja :D" 
W: "Baik terimakasih pak, atas penjelasan ini." 
N: "Ya sama-sama, jangan direkam yaa !!"

Renungan Bandungku

Ingin ku kembali ke masa lalu

Namun ini sudah lumrah

Ketika itu terjadi Kini sudah biasa

Biarlah itu terjadi

Sudah bukan pikiran berat

Apabila ku ingat

Hanya tersenyum

Bawa aku

Dengan tulusmu

Jangan kau ungkit

Jalani saja

Penyesalan memang penyesalan

Biarlah memang hanya bisa dibiarkan

 (Bdg 08-02-2016)

18 Djulhijjah 1435 H

Dia bercerita kepadaku , saat itu tepat tanggal 18 Djulhijjah 1435 H. Hari dimana beberapa orang mengucapkan Selamat Ulang Tahun padanya. Ya…!!! itu adalah hari ulang tahunnya yang ke -18. Hari dimana masa remaja mulai luntur dan pemikiran akan masa depan mulai berdatangan padanya. “Haha.. biasa saja, seperti tahun-tahun lalu. Mending mainkan Blues lagi ..” Ungkapnya sambil menggenjreng gitar fals yang ia peluk, melihat ulang tahun kali ini tidak ada yang berbeda. Hari itu semua malu terjadi !!!

(Bukan) Kisahku tahun 1996

 
Masih terasa indah
Sampai semua ini terjadi
Benteng yang kupercaya
Jatuh tepat dibawahku

Kita masih tertawa
Tak peduli ini ancaman
Sampai saat itu terjadi
Garis kehidupan baru sudah dua

Kita sudah mulai rasakan itu
Bencana mulai menghampiri
Sampai kau harus minum
Air yang kupercaya sebagai dewa 

Kau malah asik tertawa sendiri
Seakan dunia ini milikmu
Sedang aku harus berfikir
Bagaimana mengeluarkan semua
 Yang jadi masalah ini

Kini sudah keluar
Aku , kau semua lega
Semua ini berakhir
Dan tak ada yang tahu

Aku hirup udara segar lagi
Tak ingin ku ulang lagi
Cukup ini terakhir
Maaf aku harus pergi

Aku sudah bahagia
Tanpa harus pusingkan itu
Semoga kau baik disana
Akan kukenang semua tentangmu

#TheBajredCountry

Malam Ini

Bersama angin malam yang berhembus
Masuk ke setiap lubang kecil tubuhku
Menusuk setiap lapisan kecil kulitku
Menggigil aku

Pohon kecil yang tak begitu lebat
Temani malamku bersama bulan
Yang cahayanya begitu tajam
Seperti sebelah mata yang mengawasiku

Aku

Aku akan bahagia, dengan caraku sendiri
Aku akan sedih, dengan caraku sendiri
Aku akan sukses, dengan caraku sendiri
Aku akan gagal, dengan caraku sendiri
Aku akan gila, dengan caraku sendiri
Aku akan berani, dengan caraku sendiri
Aku akan takut, dengan caraku sendiri
Aku akan menang, dengan caraku sendiri
Aku akan kalah, dengan caraku sendiri
Aku akan maju, dengan caraku sendiri
Aku akan mundur, dengan caraku sendiri
Aku akan melangkah, dengan caraku sendiri
Aku akan diam, dengan caraku sendiri
Bukan karena sepenuhnya meniru 

Jeruk Galau (Tribute to Samsul)

Aku tak peduli jika kau ingin pergi
Karena ku disini dan aku tak sendiri
Aku tak peduli jika kau tak kembali
Jangan kau mencari jika kau ingin kembali

Kau selau dihati kau selalu dijiwa
Tapi aku tak ingin kau seperti itu
Aku ingin kau seperti itu
(ayo sambung)
Sul, bangkitlah, jangan terpuruk !!
Hadapi semua dengan senyuman
(kenapa yang banyak ke aa ??)
Sul, bangkit, bangkit bangkit !!!
Jeruk ini mungkin obatnya
Aku menamakan jeruk galau, anti galau
Jeruk galau, bukan jeruk bali
Jeruk maafkan aku
Jeruk bali aku ganti namamu
Menjadi jeruk galau
Namun maafkan aku tuhan
Jeruk bali ini aku ganti menjadi jeruk galau
Obatku, obat hati, obatku, bukan obat-obatan
Biarlah itu terlempar dalam jiwa yang kotor
Biarlah itu menjadi kepingan, lalu padam
Aku hanya ingin engkau yang bukan seperti dulu
Bukan seperti sekarang
Aku ingin kau seperti, seperti apa yang aku pikirkan
Aku tahu kau tak akan bisa
Thank you

Rabu, 17 Februari 2016

Kau Indah

Cerialah
Indahkan hari
Jangan ada sedih
Hari ini

Bernyanyilah
Teriakan suaramu
Jangan ada kesal
Sampai nanti

Kau harus tersenyum
Karena harmu indah
Kau harus slalu tersenyum
Jangan ada kesal hari ini

(Bandung 6 Februari 2016)