Assalamu alaikum Wr Wb
Tak terasa, bulan Ramadhan tahun ini sudah mau pergi. Meninggalkan ke-tidak pastian apakah akan berjumpa kembali ditahun-tahun berikutnya atau ini yang terakhir !? Entahlah, semoga kita diberikan umur yang panjang dan istiqamah dalam beribadah. Aamiin.
Sudah lama juga kami tak menulis, atau lebih tepatnya mengetik sesuatu di media ini.
Namun kali ini, kami ingin bercerita tentang kejadian disuatu pagi. Ini mungkin ada kaitannya dengan bulan Ramadhan, atau dengan kata lain "edisi Ramadhan". Tapi, itu bukan disengaja, hanya kebetulan saja.
Kami tidak ingat hari dan tanggal berapa, namun itu terjadi pada pertengahan bulan Ramadhan.
Saat kami merasakan begitu lemahnya diri kami dan begitu kerdilnya kami. Masalah lahir dan batin saling berdatangan pada diri kami. Membuat pemikiran menjadi berantakan. Ingin sekali melampiaskannya, namun kami tak ingin menambah masalah baru dengan hal itu.
Salahsatu masalah yang kami hadapi, mungkin sudah cukup tertanam lama, sehingga harus segera ditangani secepatnya. Beragam cara sudah kami lakukan, akan tetapi hasil masih tetap saja sama.
Seketika kami berfikir bahwa hanya ada satu yang dapat membantu kami, tidak lain, Dia adalah satu-satunya Tuhan kami, Allah SWT.
Pagi itu, kira-kira pukul satu lebih, saat mata kami tak bisa terpejam, sambil terlentang, kami berdoa kepada Allah SWT. Kami minta diberikan jalan untuk mengatasi masalah kami yang satu ini.
Kami sadar, begitu banyak dosa yang menempel pada diri kami. Jika itu berbentuk pasir, mungkin pasir-pasir itu sudah menjadi gunung yang begitu tinggi. Tapi disisi lain, kami berpikir yang dapat menghapus dosa kami adalah Allah SWT, jika kami enggan berinteraksi dengan-Nya, kemungkinan dosa kami terhapus sangat kecil, oleh sebab itu, dengan perasaan malu pada diri sendiri, terutama kepada Sang Pencipta, kami selalu memberanikan diri untuk selalu berdoa kepada-Nya. Walau kami sadar, dosa yang begitu banyak bisa menghambat terkabulnya suatu doa. Namun itu bukan urusan kami. Tugas kami hanyalah beroda kepada-Nya.
Pagi itu, disaat kami tengah mengutarakan harapan kami, dengan begitu mudahnya Allah SWT memberi jalan. Seketika itu pula jawaban atas doa kami terkabul.
Ada perasaan senang, haru, dan malu. Karena kami hanya bisa meminta, sedang kami lalai dalam menjalankan perintah-Nya. Ternyata Allah begitu dekat, dan sesungguhnya kami-lah yang selalu menajuh. Kami tidak menutupi bahwa air mata kami keluar pada saat itu. Kami menangis akan kebaikan Allah SWT kepada kami. Kami ucapkan berulang kali kalimat tasbih, tahmid, tahlil, dan takbir. Entah bagaimana lagi cara untuk memuji keagungan Allah SWT pada saat itu. Ingin sekali kami memeluk-Nya.
Kami bangun dari tempat tidur. Kami masih ingin berbicara dengan-Nya. Kami masih rindu. Kami pergi untuk mengambil air wudhu, lalu kami shalat pada pagi itu. Dengan penuh rasa senang, kami menemui-Nya.
Selalu terpikir, siapakah diri kami ? Hanya seorang makhluk yang sering lalai menjalankan perintah-Nya ? Atau seorang yang menyukai musik keras dan hidup sembrawut ? Bisa dibilang begitu. Akan tetapi Allah SWT tidak pernah lupa terhadap kami. Dengan keadaan kami seperti ini Allah SWT masih ingin memberi pertolongan-Nya kepada kami.
Mengingat hal itu, kami semakin ingin memperbaiki diri. Tapi kami lakukan dengan cara bertahap. Mengingat didunia ini, asumsi masyarakat selalu berbeda. Jika kita merubah hidup sepenuhnya, tidak dipungkiri bahwa akan ada seseorang yang mengatakan bahwa diri kita "(sok) alim". Ya... jangan kaget dengan hal itu. Mungkin, jika kita benar-benar ingin merubah diri menjadi yang lebih baik, kita bisa melakukannya dengan hal kecil namun istiqamah, maksudnya kita lakukan secara terus tanpa henti.
Mungkin itu sedikit cerita dari kami. Tidak ada maksud apapun, hanya ingin mengingatkan bahwa, Allah SWT itu begitu dekat, Ia maha penolong dalam setiap hal. Mungkin kami hanyalah seorang yang banyak dosa, namun sesama manusia, kita harus saling mengingatkan.
Wassalamu alaikum Wr Wb
Top post
Maju sejauh mungkin dan tetap melangkah menggunakan kaki dengan bergantian
Senin, 04 Juli 2016
Minggu, 19 Juni 2016
Ayhgsduulih
Semakin aku terasa
Semua yang ada dalam hidup Setiap itu terjadi
Sungguh buatku mengerti
Aku begitu lemah dengan ini
Begitu kecilnya diriku ini
Kuingat diri-Mu dekat
Lebih dekat dari apapun yang dekat
Akulah yang dulu selalu menjauh
Melupakanmu yang selalu ada
Kuingat Kau maha segala
Segala terasa mudah bagi-Mu
Begitupun ajal bagiku
Mudah sekali mendekati
Inilah diriku, kini mengahadap-Mu
Memohon pada-Mu
Menggenggam tanganku
Bawalah diriku disamping Mu
Jangan Kau biarkan aku
Menjadi seorang yang merugi
Seorang yang selalu menyesal
Jika kelak Kau panggil nanti
Ampuni diriku, terima sujudku
Semua yang ada dalam hidup Setiap itu terjadi
Sungguh buatku mengerti
Aku begitu lemah dengan ini
Begitu kecilnya diriku ini
Kuingat diri-Mu dekat
Lebih dekat dari apapun yang dekat
Akulah yang dulu selalu menjauh
Melupakanmu yang selalu ada
Kuingat Kau maha segala
Segala terasa mudah bagi-Mu
Begitupun ajal bagiku
Mudah sekali mendekati
Inilah diriku, kini mengahadap-Mu
Memohon pada-Mu
Menggenggam tanganku
Bawalah diriku disamping Mu
Jangan Kau biarkan aku
Menjadi seorang yang merugi
Seorang yang selalu menyesal
Jika kelak Kau panggil nanti
Ampuni diriku, terima sujudku
Selasa, 14 Juni 2016
Gelar Kehormatan The Bajred Country
Saat kau membaca ini, maka isinya adalah:
PEMBERITAHUAN, bahwa hari kemarin (menurut tahun Masehi), aku mendapat "Gelar Kehormatan" dengan cara diminta kepada Alberto Imambusiano (Imam Besar The Bajred Country), dan kini status aku menjadi:
"Gubernur yang merangkap menjadi Bupati dan Camat The Bajred Country, serta menjadi agen Rahasia Imam Besar, dan menjadi makmum saat sholat yang Imam-nya adalah Imam Besar sendiri, dengan tujuan agar ke-Imam Besaran-nya terbukti"
Sekian PEMBERITAHUAN dari saya.
- Salam The Bajred Country
- Gerakan Jalan Rusak (Pelan Ngantuk, Ngebut Nyuksruk)
PEMBERITAHUAN, bahwa hari kemarin (menurut tahun Masehi), aku mendapat "Gelar Kehormatan" dengan cara diminta kepada Alberto Imambusiano (Imam Besar The Bajred Country), dan kini status aku menjadi:
"Gubernur yang merangkap menjadi Bupati dan Camat The Bajred Country, serta menjadi agen Rahasia Imam Besar, dan menjadi makmum saat sholat yang Imam-nya adalah Imam Besar sendiri, dengan tujuan agar ke-Imam Besaran-nya terbukti"
Sekian PEMBERITAHUAN dari saya.
- Salam The Bajred Country
- Gerakan Jalan Rusak (Pelan Ngantuk, Ngebut Nyuksruk)
Senin, 30 Mei 2016
Bahagia, gak harus banyak uang (Edisi anak Kost)
Jek sahabatku, orang yang selalu mengarungi berbagai macam hari bersamaku. Dari hari masuk sekolah, hari libur, hari banyak uang transfer, hari ngutang di warteg langganan, dan hari-hari lainnya yang selalu menyuguhkan cerita.
Perkenalkan, namaku Iyan, sudah merantau sejak masuk kelas 1 SMK di Bandung, penikmat lagu SLANK, menjalani hidup Rock N Roll (Aku percaya begitu). Dan si Jek, sahabatku, dia juga sama, merantau untuk mengambil ilmu sepertiku. Dia awalnya pendiam, hobinya mendengarkan lagu slow barat, tapi setelah satu kost bersamaku, aku ajarkan bagaimana menikmati hidup tanpa perlu sekarung uang.
Malam itu, empat menit sebelum tepat pukul sembilan malam, aku berjalan bersama Jek menyusuri jalanan komplek menuju tempat Kost kami, sehabis pesta teh manis tanpa alkohol dan pengawet di Kostan temanku. Tak seperti biasanya, jalanan sepi seperti tanpa penghuni.
"Jek tumben sepi jalan, kemana tukang tambal ban ??" Tanyaku pada si Jek, yang dari tadi jalan sambil nunduk.
"Iya, tumben, mereka sembunyi dari Jhombi, Yan," jawab si Jek, yang mungkin maksudnya Zombie.
"Mungkin, Jek. Aku juga tadi jam 6 ketemu Zombie di kamar mandi, dia ga pake baju,"
"Wah, serius, Yan ?? Tadi kan yang di kamar mandi....... Aku !!?? Ahhh sialan kau, Yan !!!" Kata si Jek, sambil mengejarku.
"Iya, kamu, Jhombi Zomblo," balasku sambil berlari.
Setelah kami saling berlari, ala balap marathon, aku dan si Jek istirahat di suatu Masjid. Disana ada pak Wardi, pak Hamid, dan satu lagi aku ga tau siapa namanya. Mereka sedang mengobrol setelah selesai mengadakan pengajian rutin di lingkungan RT setempat. Timbul keinginanku untuk masuk kedalam Masjid, tentu aku ajak si Jek agar menemaniku, dan dia mau melakukannya.
Sebelum masuk, kami mengambil dulu air wudhu untuk menyucikan diri.
"Assalamu alaikum," ucap salamku saat masuk Masjid.
"Waalaikum salam," jawab bapak-bapak yang sedang asik ngobrol.
Aku langsung menunaikan sholat Isya, yang kebetulan aku belum melaksanakannya. Setelah selesai sholat dan berdoa, aku langsung melirik ke-arah Kotak Amal.
"Pak, boleh saya minjem kotak amal ??" Tanyaku pada pak Hamid.
"Buat apa ?? Itu ga ada uangnya,"
"Gapapa, pak, saya minjem sebentar,"
"Ya, silakan, asal jangan dibawa pulang, ga ada lagi," kata pak Hamid.
Aku langsung mengambil kotak amal, dan menempelkan mulut dibagian lubang untuk memasukan uang. Itu membuat bapak-bapak dan si Jek bingung, kenapa aku melakukan hal itu !!??
"Yan, kamu ngapain ??" Tanya pak Wardi padaku.
"Iya, Yan, ngapain ?? Cewek masih banyak, Yan, jangan nyiumin Kotak Amal, Dinda juga masih mau sama kamu !!" Sambung si Jek.
"Ehh, jangan si Dinda mah, harus diseleksi kalo si Iyan mau jadi pacar Dinda," protes pak Wardi.
"Hehehe, akumah ga diseleksi, Yan," jawab si Jek.
Kamu mau tau ?? Dinda itu anak pak Wardi, dan pak Wardi adalah bapak kost aku sama si Jek, tapi kami lebih senang menyebutnya "Bapak Mertua".
"Kamu abis ngapain, Yan ??" Tanya pak Wardi saat aku selesai menempelkan mulutku pada Kotak Amal.
"Saya abis nyumbang doa, pak. Tadinya pengen nyumbang uang, tapi ga ada, yaudah doa aja," jawabku.
"Kan doa mah gaperlu gitu juga bisa, Yan !! Euh kamumah bikin cemas orang aja," tegur pak Wardi.
"Heheh, gapapa pak, nanti kalo dibuka, tinggal bapak hitung ya, Assalamu alaikum, pak," kataku sambil pamit pergi keluar Masjid.
Si Jek tertawa mengingat kejadian itu, karena dia sudah cemas takut aku kerasukan jin di Masjid.
Sekarang giliran ide gila si Jek. Diperjalanan, dia menulis surat diselembar kertas, lalu dia simpan sambil berjalan.
"Surat apa itu, Jek ??" Tanyaku.
"Gapapa. Yan, bikin onar ah, kita memanaskan suasana malam," jawab si Jek sekaligus mengajakku beraksi.
"Okey, kemon, tapi ngapain ??" Aku terima ajakan si Jek.
"Sini, Yan," kata si Jek, sambil menghampiri sebuah rumah yang ga ada CCTV nya sambil membawa batu kerikil.
"Buat apa bawa batu ?? Kamu kebelet ??" Tanyaku pada si Jek
"Buat nahan kertas. Yan, aku nanti nyimpen kertas ini, terus kamu matiin KWh nya, kalo udah, kita sembunyi dibelakang pohon," perintah si Jek padaku.
"Oh gitu, siap lah, emang apa itu tulisannya !?" Tanyaku penasaran.
"Nanti aja liat."
Setelah semua rencana berjalan lancar, dari dalam rumah itu keluar seorang lelaki, langsung menyalakan lampu, dan membaca surat yang ada di atas keset sambil tertawa. Aku dan si Jek memantaunya dari belakang pohon di sebrang jalan. Si Jek, tertawa kecil. Saat pemilik rumah masuk, aku membawa kembali surat si Jek yang diletakan dilantai. Setelah aku baca, si Jek menulis surat seperti ini:
"Jika anda ingin kaya raya ?? Maka Bekerjalah !! Tapi jika ingin kaya dengan sedikit cepat, maka sumbanglah anak Kost yang belum ditransfer. Jika anda gak sempat ngasih secara langsung, simpanlah uangnya di pohon, nanti kami ambil.. Tertanda, anak kost."
Itulah isi surat si Jek, yang membuat kami bisa tertawa sepanjang jalan. Dan itulah kisah kami malam ini, tertawa tanpa uang dan alkohol, sambil berharap esok hari, di pohon ada sedikit rezeki dari Allah S.W.T aamiin
Perkenalkan, namaku Iyan, sudah merantau sejak masuk kelas 1 SMK di Bandung, penikmat lagu SLANK, menjalani hidup Rock N Roll (Aku percaya begitu). Dan si Jek, sahabatku, dia juga sama, merantau untuk mengambil ilmu sepertiku. Dia awalnya pendiam, hobinya mendengarkan lagu slow barat, tapi setelah satu kost bersamaku, aku ajarkan bagaimana menikmati hidup tanpa perlu sekarung uang.
Malam itu, empat menit sebelum tepat pukul sembilan malam, aku berjalan bersama Jek menyusuri jalanan komplek menuju tempat Kost kami, sehabis pesta teh manis tanpa alkohol dan pengawet di Kostan temanku. Tak seperti biasanya, jalanan sepi seperti tanpa penghuni.
"Jek tumben sepi jalan, kemana tukang tambal ban ??" Tanyaku pada si Jek, yang dari tadi jalan sambil nunduk.
"Iya, tumben, mereka sembunyi dari Jhombi, Yan," jawab si Jek, yang mungkin maksudnya Zombie.
"Mungkin, Jek. Aku juga tadi jam 6 ketemu Zombie di kamar mandi, dia ga pake baju,"
"Wah, serius, Yan ?? Tadi kan yang di kamar mandi....... Aku !!?? Ahhh sialan kau, Yan !!!" Kata si Jek, sambil mengejarku.
"Iya, kamu, Jhombi Zomblo," balasku sambil berlari.
Setelah kami saling berlari, ala balap marathon, aku dan si Jek istirahat di suatu Masjid. Disana ada pak Wardi, pak Hamid, dan satu lagi aku ga tau siapa namanya. Mereka sedang mengobrol setelah selesai mengadakan pengajian rutin di lingkungan RT setempat. Timbul keinginanku untuk masuk kedalam Masjid, tentu aku ajak si Jek agar menemaniku, dan dia mau melakukannya.
Sebelum masuk, kami mengambil dulu air wudhu untuk menyucikan diri.
"Assalamu alaikum," ucap salamku saat masuk Masjid.
"Waalaikum salam," jawab bapak-bapak yang sedang asik ngobrol.
Aku langsung menunaikan sholat Isya, yang kebetulan aku belum melaksanakannya. Setelah selesai sholat dan berdoa, aku langsung melirik ke-arah Kotak Amal.
"Pak, boleh saya minjem kotak amal ??" Tanyaku pada pak Hamid.
"Buat apa ?? Itu ga ada uangnya,"
"Gapapa, pak, saya minjem sebentar,"
"Ya, silakan, asal jangan dibawa pulang, ga ada lagi," kata pak Hamid.
Aku langsung mengambil kotak amal, dan menempelkan mulut dibagian lubang untuk memasukan uang. Itu membuat bapak-bapak dan si Jek bingung, kenapa aku melakukan hal itu !!??
"Yan, kamu ngapain ??" Tanya pak Wardi padaku.
"Iya, Yan, ngapain ?? Cewek masih banyak, Yan, jangan nyiumin Kotak Amal, Dinda juga masih mau sama kamu !!" Sambung si Jek.
"Ehh, jangan si Dinda mah, harus diseleksi kalo si Iyan mau jadi pacar Dinda," protes pak Wardi.
"Hehehe, akumah ga diseleksi, Yan," jawab si Jek.
Kamu mau tau ?? Dinda itu anak pak Wardi, dan pak Wardi adalah bapak kost aku sama si Jek, tapi kami lebih senang menyebutnya "Bapak Mertua".
"Kamu abis ngapain, Yan ??" Tanya pak Wardi saat aku selesai menempelkan mulutku pada Kotak Amal.
"Saya abis nyumbang doa, pak. Tadinya pengen nyumbang uang, tapi ga ada, yaudah doa aja," jawabku.
"Kan doa mah gaperlu gitu juga bisa, Yan !! Euh kamumah bikin cemas orang aja," tegur pak Wardi.
"Heheh, gapapa pak, nanti kalo dibuka, tinggal bapak hitung ya, Assalamu alaikum, pak," kataku sambil pamit pergi keluar Masjid.
Si Jek tertawa mengingat kejadian itu, karena dia sudah cemas takut aku kerasukan jin di Masjid.
Sekarang giliran ide gila si Jek. Diperjalanan, dia menulis surat diselembar kertas, lalu dia simpan sambil berjalan.
"Surat apa itu, Jek ??" Tanyaku.
"Gapapa. Yan, bikin onar ah, kita memanaskan suasana malam," jawab si Jek sekaligus mengajakku beraksi.
"Okey, kemon, tapi ngapain ??" Aku terima ajakan si Jek.
"Sini, Yan," kata si Jek, sambil menghampiri sebuah rumah yang ga ada CCTV nya sambil membawa batu kerikil.
"Buat apa bawa batu ?? Kamu kebelet ??" Tanyaku pada si Jek
"Buat nahan kertas. Yan, aku nanti nyimpen kertas ini, terus kamu matiin KWh nya, kalo udah, kita sembunyi dibelakang pohon," perintah si Jek padaku.
"Oh gitu, siap lah, emang apa itu tulisannya !?" Tanyaku penasaran.
"Nanti aja liat."
Setelah semua rencana berjalan lancar, dari dalam rumah itu keluar seorang lelaki, langsung menyalakan lampu, dan membaca surat yang ada di atas keset sambil tertawa. Aku dan si Jek memantaunya dari belakang pohon di sebrang jalan. Si Jek, tertawa kecil. Saat pemilik rumah masuk, aku membawa kembali surat si Jek yang diletakan dilantai. Setelah aku baca, si Jek menulis surat seperti ini:
"Jika anda ingin kaya raya ?? Maka Bekerjalah !! Tapi jika ingin kaya dengan sedikit cepat, maka sumbanglah anak Kost yang belum ditransfer. Jika anda gak sempat ngasih secara langsung, simpanlah uangnya di pohon, nanti kami ambil.. Tertanda, anak kost."
Itulah isi surat si Jek, yang membuat kami bisa tertawa sepanjang jalan. Dan itulah kisah kami malam ini, tertawa tanpa uang dan alkohol, sambil berharap esok hari, di pohon ada sedikit rezeki dari Allah S.W.T aamiin
Jumat, 13 Mei 2016
Mahkota
Setangkai melati tumbuh
Aroma wangi membelai setiap insan
Segarkan nafas setiap nyawa
Hiasi indah setiap karya
Berlian di dasar air
Tertutup karang nan rapat
Seribu tahun dapat terbuka
Nikmati setiap sisi yang ada
Emas dan intan berkilau mewah
Ciptakan diri begitu indah
Kuat bagai tak akan mati
Oleh siapa yang menginjakmu
Semua menjadi satu
Terangkai seperti mahkota
Untuk kelak dipakai raja
Yang berkuasa memilikimu
Kau bagai sutera
Halus menguraikan cinta
Setiap siapa yang terbelai
Ingin selalu kau selimuti
Aroma wangi membelai setiap insan
Segarkan nafas setiap nyawa
Hiasi indah setiap karya
Berlian di dasar air
Tertutup karang nan rapat
Seribu tahun dapat terbuka
Nikmati setiap sisi yang ada
Emas dan intan berkilau mewah
Ciptakan diri begitu indah
Kuat bagai tak akan mati
Oleh siapa yang menginjakmu
Semua menjadi satu
Terangkai seperti mahkota
Untuk kelak dipakai raja
Yang berkuasa memilikimu
Kau bagai sutera
Halus menguraikan cinta
Setiap siapa yang terbelai
Ingin selalu kau selimuti
Daun Timur
Udara malam arungi langkah pemikiran
Bersama menjauh menuju bulan
Tak seredup hari kemarin
Hangat cahaya lelehkan lilin tegap
Datangkan asap hitam
Menari diatas atap putih
Lukiskan angin menari
Ikuti gerakan syair melantun
Daun timur yang diharapkan
Sang barat yang dijumpai
Lingkar matahari menjadi terbelah
Berikan bayang yang mereba
Janji lukiskan senyum
Tergores dalam air
Tinta basah yang mungkin kering
Melekat lalu hilang
Peristiwa yang berlalu
Mungkin sulit diukir
Biar angan bekerja
Simpan semua yang ada
Bersama menjauh menuju bulan
Tak seredup hari kemarin
Hangat cahaya lelehkan lilin tegap
Datangkan asap hitam
Menari diatas atap putih
Lukiskan angin menari
Ikuti gerakan syair melantun
Daun timur yang diharapkan
Sang barat yang dijumpai
Lingkar matahari menjadi terbelah
Berikan bayang yang mereba
Janji lukiskan senyum
Tergores dalam air
Tinta basah yang mungkin kering
Melekat lalu hilang
Peristiwa yang berlalu
Mungkin sulit diukir
Biar angan bekerja
Simpan semua yang ada
Rabu, 11 Mei 2016
MARSKHAS BESAR
MARSKHAS (Perlu Rujukan)
Adalah sebutan untuk suatu basecamp di sebuah kawasan yang kami dan mereka beri nama "Mars". Marskhas biasa digunakan sebagai sarana berkumpul bagi seluruh penduduk yang selalu bangga akan yang didudukinya, walau awalnya dipaksa. Ya.. mereka adalah penduduk ''The Bajred Country'' atau dengan sebutan singkatnya ''TEBEC''.
Terdapat banyak Marskhas yang tersedia. Namun dari sekian banyak itu, ada satu yang dikategorikan sebagai "Marskhas Besar".
Marskhas Besar bisa dikatakan besar karena cukup untuk menampung seluruh penduduk, yang ingin saling bertatap muka, serta membicarakan apa saja yang ingin diungkapkan, dan selalu kita kuasai dari jam 12:00 sampai pukul 15.00, namun jarang ada air minum (alasannya bisa dibahas lain waktu). Dari sinilah banyak ide kreasi yang keluar.
Jika kita ingin berkumpul, dan saling melepas rindu antar penduduk, mungkin Marskhas ini bisa dijadikan sarana yang tepat.
Dan untuk info lokasi, Marskhas Besar berada dikediaman sebuah makhluk hidup yang berjenis Samsul, dan menjadi SamSulna Kretek jika sedang dingin.
Adalah sebutan untuk suatu basecamp di sebuah kawasan yang kami dan mereka beri nama "Mars". Marskhas biasa digunakan sebagai sarana berkumpul bagi seluruh penduduk yang selalu bangga akan yang didudukinya, walau awalnya dipaksa. Ya.. mereka adalah penduduk ''The Bajred Country'' atau dengan sebutan singkatnya ''TEBEC''.
Terdapat banyak Marskhas yang tersedia. Namun dari sekian banyak itu, ada satu yang dikategorikan sebagai "Marskhas Besar".
Marskhas Besar bisa dikatakan besar karena cukup untuk menampung seluruh penduduk, yang ingin saling bertatap muka, serta membicarakan apa saja yang ingin diungkapkan, dan selalu kita kuasai dari jam 12:00 sampai pukul 15.00, namun jarang ada air minum (alasannya bisa dibahas lain waktu). Dari sinilah banyak ide kreasi yang keluar.
Jika kita ingin berkumpul, dan saling melepas rindu antar penduduk, mungkin Marskhas ini bisa dijadikan sarana yang tepat.
Dan untuk info lokasi, Marskhas Besar berada dikediaman sebuah makhluk hidup yang berjenis Samsul, dan menjadi SamSulna Kretek jika sedang dingin.
Minggu, 08 Mei 2016
Rabu, 20 April 2016
Biar Ga Ada Yang Bacanya
Kucubit jari manis tangan kiriku
Masih terasa sakit karena memang sedang sakit
Dan kalo memang sakit saat dicubit
Berarti aku masih di dunia yang seperti siang
Mata belum juga menutup
Selalu terbuka sendiri
Entah apa yang kupikirkan
Selalu saja seperti ini
Jalan-jalan sebentar
Mengelilingi luasnya kamar
Mungkin aku akan bisa lelah
Lalu tidur sampai pulasnya
Ternyata tak berguna
Aku tetap terjaga
Alunan lagu sudah berputar entah berapa
Aku masih saja di alam yang sama
Bikin puisi curhat temanya
Bersama segelas kopi sebagai temannya
Biar sedikit ada rasanya
Biar sedikit ada asapnya
Aku bakar saja batangnya
Ingat ada sosial media
Aku buka semuanya
Saat semunya kubuka
Tidak ada bedanya
Teman mungkin sudah terlelap
Saat kukabari lewat pesan singkat
Teman dekat wanita juga tak menjawab
Ternyata dana pesanku sudah kadaluarsa
Aku sedikit tertawa
Melihat anak kecil berbicara
Dengan nada seperti meminta bantuan orang dewasa
Mungkin ia terjatuh dalam mimpinya
Andai aku juga bermimpi
Mungkin sudah banyak mimpinya
Hanya saja aku masih merasa
Hidup dialam yang sama
Sudah habis kata-kata
Mau dibikin cerpen saja
Biar pendek ceritanya
Biar ga ada yang bacanya
Masih terasa sakit karena memang sedang sakit
Dan kalo memang sakit saat dicubit
Berarti aku masih di dunia yang seperti siang
Mata belum juga menutup
Selalu terbuka sendiri
Entah apa yang kupikirkan
Selalu saja seperti ini
Jalan-jalan sebentar
Mengelilingi luasnya kamar
Mungkin aku akan bisa lelah
Lalu tidur sampai pulasnya
Ternyata tak berguna
Aku tetap terjaga
Alunan lagu sudah berputar entah berapa
Aku masih saja di alam yang sama
Bikin puisi curhat temanya
Bersama segelas kopi sebagai temannya
Biar sedikit ada rasanya
Biar sedikit ada asapnya
Aku bakar saja batangnya
Ingat ada sosial media
Aku buka semuanya
Saat semunya kubuka
Tidak ada bedanya
Teman mungkin sudah terlelap
Saat kukabari lewat pesan singkat
Teman dekat wanita juga tak menjawab
Ternyata dana pesanku sudah kadaluarsa
Aku sedikit tertawa
Melihat anak kecil berbicara
Dengan nada seperti meminta bantuan orang dewasa
Mungkin ia terjatuh dalam mimpinya
Andai aku juga bermimpi
Mungkin sudah banyak mimpinya
Hanya saja aku masih merasa
Hidup dialam yang sama
Sudah habis kata-kata
Mau dibikin cerpen saja
Biar pendek ceritanya
Biar ga ada yang bacanya
Senin, 18 April 2016
Saat dahulu kala Wawancara
When aku melamar kerja ke Dealer Y**A** di daerah Ibukota. Aku ga ada rencana sebelumnya, itu dadakan. Ketika aku datang ke tempat itu, ada karyawannya. Dia bertanya, aku mau ada keperluan apa datang kesitu. Lalu aku jawab mau melamar kerja.
Dia lantas meminta berkas lamaranku, dan akupun memberinya. Setelah itu aku disuruh menghadap atasannya. Kala itu ada percakapan, kurang lebih seperti ini.
H : "Ada keperluan apa mas ??"
S : "Saya mau melamar pekerjaan pak".
H : "Kenapa kamu melamar pekerjaan ?"
S : "Biar diterima pak".
H : "Kalau sudah diterima ??"
S : "Ya, saya mengundurkan diri".
H : "Terus, kenapa melamar kerja kalo buat ngundurin diri ?"
S : "Ya, kan saya melamar pengen diterima aja".
H : "Kenapa kamu melamar kerja di Y**A** ??"
S : "Biar sama kaya merek motor saya".
H : "Emang motornya merek apa ?"
S : "Motor Y**A**".
H : "Apa hubungannya ?"
S : "Karena ini sama seperti merek motor saya".
H : "Emang kenapa kalo ngga sama ?"
S : "Saya males ganti motor".
H : "Kamu sekolah jurusan apa ?"
S : "Jurusan mesin produksi".
H : "Biasanya kan kalo kerja, kamu jadi operator produksi ?"
S : "Iya".
H : "Disini paling jadi admin, teknik, sama pemasaran. Kamu pilih mana ?"
S : "Saya mau jadi admin".
H : "Kenapa ga ngejurus sama sekolah".
S : "Biar beda".
H : "Kenapa kalo beda ?"
S : "Pasti gak sama".
H : "Iya, kenapa harus gak sama ?"
S : "Saya mau punya pengalaman".
H : "Kamu baru lulus ?"
S : "Iya".
H : "Kenapa gak kuliah ?"
S : "Nyari dana dulu".
H : "Kalo kuliah mau jurusan apa ?"
S : "Teknik".
H : "Teknik ? Teknik informatika ?"
S : "Bukaan".
H : "Terus teknik apa ?"
S : "Teknik industri".
(itu dijawab asal, karena ingat temanku kuliah Teknik Industri)
H : "Ohh, emang cita cita kamu apa ?"
S : "Oh iya tau".
H : "Tau apa ?"
S : "Cita citata".
H : "Siapa itu ?"
S : "Penyanyi dangdut".
H : "Begini, kamu fahami questnya, Cita cita atau harapan kamu apa ?".
S : "Ohh, maaf disini berisik, saya mau jadi pengusaha".
H : "Punya usaha sendiri ? Kenapa ga langsung aja ?".
S : "Pengen punya pengalaman dulu".
H : "Terus kenapa ngelamar ?".
S : "Biar diterima".
H : "Kamu ga punya nomer telepon ?".
S : "Punya".
H : "Coba ditulis".
S : "Ada di berkasnya pak".
H : "Ga ada, mana ?".
(Aku melihat berkas lamaranku)
S : "Ohh, ini lamaran kosong pak, belum saya isi".
H : "kenapa belum diisi ?".
S : "Karena yang udah diisi ini".
(sambil memberi berkas yang sudah diisi)
H : "Kamu udah ngelamar ke tempat lain ??".
S : "Belum".
H : "Ini PRAKERIN, artinya Praktek Kerja Industri ??".
S : "Iya".
H : "Berapa lama ?".
S : "3 Bulan".
H : "Kamu pernah kerja langsung ?".
S : "Ya, itu 3 bulan".
H : "3 bulan doang ? Kenapa ga diterusin ?"
S : "Iya, emang aturannya gitu".
H : "Bukaan, kamu fahami lagi questnya, kamu pernah kerja ga, selain prakerin ?".
S : "Ohh, maaf pak, disini berisik, belum".
H : "Baru kali ini ?"
S : "Iya".
H : "Ohh okeh, nanti tiga hari saya kabarin".
S : "Siap, terimakasih pak".
(sambil berjabat tangan dan aku pulang)
Dia lantas meminta berkas lamaranku, dan akupun memberinya. Setelah itu aku disuruh menghadap atasannya. Kala itu ada percakapan, kurang lebih seperti ini.
H : "Ada keperluan apa mas ??"
S : "Saya mau melamar pekerjaan pak".
H : "Kenapa kamu melamar pekerjaan ?"
S : "Biar diterima pak".
H : "Kalau sudah diterima ??"
S : "Ya, saya mengundurkan diri".
H : "Terus, kenapa melamar kerja kalo buat ngundurin diri ?"
S : "Ya, kan saya melamar pengen diterima aja".
H : "Kenapa kamu melamar kerja di Y**A** ??"
S : "Biar sama kaya merek motor saya".
H : "Emang motornya merek apa ?"
S : "Motor Y**A**".
H : "Apa hubungannya ?"
S : "Karena ini sama seperti merek motor saya".
H : "Emang kenapa kalo ngga sama ?"
S : "Saya males ganti motor".
H : "Kamu sekolah jurusan apa ?"
S : "Jurusan mesin produksi".
H : "Biasanya kan kalo kerja, kamu jadi operator produksi ?"
S : "Iya".
H : "Disini paling jadi admin, teknik, sama pemasaran. Kamu pilih mana ?"
S : "Saya mau jadi admin".
H : "Kenapa ga ngejurus sama sekolah".
S : "Biar beda".
H : "Kenapa kalo beda ?"
S : "Pasti gak sama".
H : "Iya, kenapa harus gak sama ?"
S : "Saya mau punya pengalaman".
H : "Kamu baru lulus ?"
S : "Iya".
H : "Kenapa gak kuliah ?"
S : "Nyari dana dulu".
H : "Kalo kuliah mau jurusan apa ?"
S : "Teknik".
H : "Teknik ? Teknik informatika ?"
S : "Bukaan".
H : "Terus teknik apa ?"
S : "Teknik industri".
(itu dijawab asal, karena ingat temanku kuliah Teknik Industri)
H : "Ohh, emang cita cita kamu apa ?"
S : "Oh iya tau".
H : "Tau apa ?"
S : "Cita citata".
H : "Siapa itu ?"
S : "Penyanyi dangdut".
H : "Begini, kamu fahami questnya, Cita cita atau harapan kamu apa ?".
S : "Ohh, maaf disini berisik, saya mau jadi pengusaha".
H : "Punya usaha sendiri ? Kenapa ga langsung aja ?".
S : "Pengen punya pengalaman dulu".
H : "Terus kenapa ngelamar ?".
S : "Biar diterima".
H : "Kamu ga punya nomer telepon ?".
S : "Punya".
H : "Coba ditulis".
S : "Ada di berkasnya pak".
H : "Ga ada, mana ?".
(Aku melihat berkas lamaranku)
S : "Ohh, ini lamaran kosong pak, belum saya isi".
H : "kenapa belum diisi ?".
S : "Karena yang udah diisi ini".
(sambil memberi berkas yang sudah diisi)
H : "Kamu udah ngelamar ke tempat lain ??".
S : "Belum".
H : "Ini PRAKERIN, artinya Praktek Kerja Industri ??".
S : "Iya".
H : "Berapa lama ?".
S : "3 Bulan".
H : "Kamu pernah kerja langsung ?".
S : "Ya, itu 3 bulan".
H : "3 bulan doang ? Kenapa ga diterusin ?"
S : "Iya, emang aturannya gitu".
H : "Bukaan, kamu fahami lagi questnya, kamu pernah kerja ga, selain prakerin ?".
S : "Ohh, maaf pak, disini berisik, belum".
H : "Baru kali ini ?"
S : "Iya".
H : "Ohh okeh, nanti tiga hari saya kabarin".
S : "Siap, terimakasih pak".
(sambil berjabat tangan dan aku pulang)
Minggu, 17 April 2016
Entah Perintah
Ini sudah pagi, saat aku menulis sudah pukul 00:31 W.I.B. Diruangan yang cukup luas, ditemani oleh hawa panas Metropolitan, namun sedikit redam oleh plastik yang berputar. Sehingga aku bisa merasakan sejuk.
Sebelumnya aku berada disebuah belahan bumi yang cukup nyaman bagiku. Tanpa harus banyak uang untuk merasakan bahagia. Hanya berkumpul bersama keluarga kala malam hari, dan bercengkrama bersama teman disaat ada kesempatan.
Ya, kini sudah mulai aku rasakan akibatnya. Sebagian dari mereka (kerabatku) kini sudah beranjak pergi. Akupun begitu, kini aku sudah berada dinegri orang. Entah apa yang aku lakukan disini.
Yang kutahu, hanya menuruti perintah ibuku untuk menjumpai sebuah tempat dimana banyak orang mengadu nasib disana. Entah apa juga yang ibuku fikirkan. Sehingga bersikeras menyuruhku untuk bekerja.
Ya memang untuk kebaikanku. Tapi jika boleh melawan, aku ingin ibuku diam saja. Biar aku yang berusaha. Urusan berhasil atau tidak, itu tergantung kehendak tuhanku.
Apa yang kau harapkan dariku, bu ??. Tanpa kau mintapun aku akan memberikannya.
Tenang saja, suatu saat kau bisa merasakan itu, tentu jika kau meridhaiku saat melangkahnya bersama doa darimu.
Sebelumnya aku berada disebuah belahan bumi yang cukup nyaman bagiku. Tanpa harus banyak uang untuk merasakan bahagia. Hanya berkumpul bersama keluarga kala malam hari, dan bercengkrama bersama teman disaat ada kesempatan.
Ya, kini sudah mulai aku rasakan akibatnya. Sebagian dari mereka (kerabatku) kini sudah beranjak pergi. Akupun begitu, kini aku sudah berada dinegri orang. Entah apa yang aku lakukan disini.
Yang kutahu, hanya menuruti perintah ibuku untuk menjumpai sebuah tempat dimana banyak orang mengadu nasib disana. Entah apa juga yang ibuku fikirkan. Sehingga bersikeras menyuruhku untuk bekerja.
Ya memang untuk kebaikanku. Tapi jika boleh melawan, aku ingin ibuku diam saja. Biar aku yang berusaha. Urusan berhasil atau tidak, itu tergantung kehendak tuhanku.
Apa yang kau harapkan dariku, bu ??. Tanpa kau mintapun aku akan memberikannya.
Tenang saja, suatu saat kau bisa merasakan itu, tentu jika kau meridhaiku saat melangkahnya bersama doa darimu.
Jumat, 01 April 2016
Yes Za
Zahra pakai mukena
Warna ungu dipakainya
Datang ke mesjid hanya sholat saja
Tidak mengaji libur katanya
Zahra duduk saja
Mencoret buku dilakukannya
Entah apa yang dia harapkan
Mungkn dia ingin pulang
Atau dia ingin bersamaku
Karena temannya tak kunjung datang
Zahra gadis yang lugu
Cantik juga enak dipandang
Zahra aku ingin pulang
Apa kau juga begitu
Atau duduk sampai nanti
Atau pulang bersamaku
Minggu, 20 Maret 2016
Rabu, 16 Maret 2016
Jumat, 11 Maret 2016
Abad 3547
Abad 3547 dunia buku diserang monster betubuh lurus. Merusak keasrian dunia, namun banyak memberi arti dan seni.
Kamis, 10 Maret 2016
Eraeun
Basa waktos tipayun, abdi angkat sakola sareng réréncangan anu namina Opik. Kinten-kinten waktos harita téh dinten salasa tabuh 6.30 énjing.
Pas nuju papah, réréncangan ngajak ngobrol ka abdi bari papahna ninggal ka pengker. Saatos lami ngobrol, abdi nyarios ka réréncangan.
"Jago Pik, euy. Bisa ngobrol bari melong ka tukang !!"
Anjeuna ngawaler,
"Nya atuh da urang mah geus apal anu aya dihareupeun. Da urang mah tukang ramal." Walerna téh. Teu lami tidinya abdi nyarios deui ka réréncangan.
"Pik, kade tong melong ka tukang waé, hariwang !!"
"Ah, moal nanaon da." Waler anjeuna.
Réréncangan abdi teu terangeun yén dipayuneun téh aya tukang baso tahu anu nuju ngaladangan numésér. Teu lami réréncangan abdi ngalieuk ka payun. Kusabab teu terangeun aya tukang baso, pas anjeuna ngalieuk, mastakana tijedug kana suhunan éta roda.
Tukang dagang sareng anu mésér na ogé dugi ka rareuwaseun. Kumargi tidagorna lumayan tarik. Saur tukang baso mah, manawi téh motor anu nabrak
Saparantosna kitu, sajajalan angkat sakola téh bari seuseurian. Da teu kiat kajantenan anu tadi teu kapalang lucuna. Ogé nambih lucu niggal raray réréncangan abdi anu beureum sareng nahan kaisin. Saking énak seuri, abdi dugi ka teu émut ninggal tincakeun, malahan mah tibelesek kana lobang galian. Hihihi.
Teu karaos abdi tos dugi ka sakola. Kinten-kinten tabuh 7 kirang 15 menit. Abdi teu langsung ka kelas, tapi jajan heula ka mang Endang, da abdi teu sarapan heula tibumi.
Pas abdi kaluar ti kantin, aya murangkalih kelas 8 anu ujug-ujug nangkeup ka abdi. Abdi teu nyarios nanaon, diantep we ku abdi téh. Teras anjeuna nyarios.
"Maneh meni lila jajan téh !!"
Ku abdi diwaler.
"Da loba anu jajanna."
Pas nuju papah, réréncanganna ngageroan, teras éta budak téh langsung melong ka abdi. Duka kunaon éta budak téh jol lumpat teu pararuguh. Ciganamah isineun panginten, da salah jalmi. Teu kamana-mana deui abdi gé, teras ka kelas bari seuseurian nyalira ciga nugélo.
Pas nuju papah, réréncangan ngajak ngobrol ka abdi bari papahna ninggal ka pengker. Saatos lami ngobrol, abdi nyarios ka réréncangan.
"Jago Pik, euy. Bisa ngobrol bari melong ka tukang !!"
Anjeuna ngawaler,
"Nya atuh da urang mah geus apal anu aya dihareupeun. Da urang mah tukang ramal." Walerna téh. Teu lami tidinya abdi nyarios deui ka réréncangan.
"Pik, kade tong melong ka tukang waé, hariwang !!"
"Ah, moal nanaon da." Waler anjeuna.
Réréncangan abdi teu terangeun yén dipayuneun téh aya tukang baso tahu anu nuju ngaladangan numésér. Teu lami réréncangan abdi ngalieuk ka payun. Kusabab teu terangeun aya tukang baso, pas anjeuna ngalieuk, mastakana tijedug kana suhunan éta roda.
Tukang dagang sareng anu mésér na ogé dugi ka rareuwaseun. Kumargi tidagorna lumayan tarik. Saur tukang baso mah, manawi téh motor anu nabrak
Saparantosna kitu, sajajalan angkat sakola téh bari seuseurian. Da teu kiat kajantenan anu tadi teu kapalang lucuna. Ogé nambih lucu niggal raray réréncangan abdi anu beureum sareng nahan kaisin. Saking énak seuri, abdi dugi ka teu émut ninggal tincakeun, malahan mah tibelesek kana lobang galian. Hihihi.
Teu karaos abdi tos dugi ka sakola. Kinten-kinten tabuh 7 kirang 15 menit. Abdi teu langsung ka kelas, tapi jajan heula ka mang Endang, da abdi teu sarapan heula tibumi.
Pas abdi kaluar ti kantin, aya murangkalih kelas 8 anu ujug-ujug nangkeup ka abdi. Abdi teu nyarios nanaon, diantep we ku abdi téh. Teras anjeuna nyarios.
"Maneh meni lila jajan téh !!"
Ku abdi diwaler.
"Da loba anu jajanna."
Pas nuju papah, réréncanganna ngageroan, teras éta budak téh langsung melong ka abdi. Duka kunaon éta budak téh jol lumpat teu pararuguh. Ciganamah isineun panginten, da salah jalmi. Teu kamana-mana deui abdi gé, teras ka kelas bari seuseurian nyalira ciga nugélo.
Kardus Buku
Malam malam, ehh.. Sudah pagi tepat pukul 01:27 aku belum pergi dari dunia nyata.
Aku melihat ada sebuah kardus yang berisi banyak buku. Buku bekas yang dulu aku pakai sebagai bahan untuk menyimpan apapun materi yang guru berikan padaku. Banyak sekali yang aku tulis.
Banyak juga puisi yang kala itu mewakili apapun tentang perasaanku. Namun aku tidak menyebut diriku seorang puitis, atau penyair, hanya orang yang iseng mencurahkan isi hatinya dalam sebuah kertas dengan bantuan pena,
Semua tulisan itu membuatku teringat kembali akan masa lalu yang kini mungkin sudah sedikit terlupakan.
Aku melihat ada sebuah kardus yang berisi banyak buku. Buku bekas yang dulu aku pakai sebagai bahan untuk menyimpan apapun materi yang guru berikan padaku. Banyak sekali yang aku tulis.
Banyak juga puisi yang kala itu mewakili apapun tentang perasaanku. Namun aku tidak menyebut diriku seorang puitis, atau penyair, hanya orang yang iseng mencurahkan isi hatinya dalam sebuah kertas dengan bantuan pena,
Semua tulisan itu membuatku teringat kembali akan masa lalu yang kini mungkin sudah sedikit terlupakan.
Ronda
Malam ini ada suara
Seperti alunan musik
Namun tidak merdu
Karena memang bukan untuk itu
Karena memang itu Ronda
Seperti alunan musik
Namun tidak merdu
Karena memang bukan untuk itu
Karena memang itu Ronda
Doikalipes
Tak pernah aku serius dalam bercerita tentang cinta
Namun untuk kali ini, ingin aku ungkap semua
Bagaimana rasaku padanya
Mungkin jika dia tahu, ini bukan kali pertama
Aku menceritakan hal yang sama
Bahwa aku memang mencintainya
Disaaat dia sedang mabuk cinta kepada orang lain
Aku tahu, aku salah
Tapi dia telah jadi milikku
Namun kurasa hatinya tidak sepenuhnya untukku
Aku hanya merasa seperti menjadi benteng antara cinta dia dan dirinya Ketika benteng (aku) roboh, mungkin mereka bisa kembali
Memilikinya, kurasa hanya menarik sebuah tali yang kau pegang
Sedang dia hanya bergelantung
Tidak ada sedikitpun untuk memanjat menuju ujung tali dan memegang tanganku Aku manusia biasa
Disaat aku berhenti sejenak menariknya ke atas
Aku mencoba untuk menahannya agar tidak jatuh kebawah
Namun, semakin lama, tanganku semakin tak berasa
Perlahan tali yang kupegang semakin kebawah
Terbawa oleh berat cinta dia kepadanya
Hingga aku berfikirir untuk melepasnya dariku
Butuh satu kali bagi dia untuk meyakinkanku
Namun butuh seribu kali untuk meyakinkan diriku sendiri
Bukan ku tak percaya
Tapi, melihat dirinya dan kisah dahulunya
Membuat semakin kecil harapanku
Mungkin biar saja dia kulepas
Walau memang berat
Tapi bukan sekarang
Aku hanya mencoba menghabiskan sisa semangatku
Hingga mungkin bertambah atau hilang tanpa sisa
Kuharap dengan siapapun engkau kelak, semoga kau bahagia
Bdg, (dari kertas yang terlipat)
Namun untuk kali ini, ingin aku ungkap semua
Bagaimana rasaku padanya
Mungkin jika dia tahu, ini bukan kali pertama
Aku menceritakan hal yang sama
Bahwa aku memang mencintainya
Disaaat dia sedang mabuk cinta kepada orang lain
Aku tahu, aku salah
Tapi dia telah jadi milikku
Namun kurasa hatinya tidak sepenuhnya untukku
Aku hanya merasa seperti menjadi benteng antara cinta dia dan dirinya Ketika benteng (aku) roboh, mungkin mereka bisa kembali
Memilikinya, kurasa hanya menarik sebuah tali yang kau pegang
Sedang dia hanya bergelantung
Tidak ada sedikitpun untuk memanjat menuju ujung tali dan memegang tanganku Aku manusia biasa
Disaat aku berhenti sejenak menariknya ke atas
Aku mencoba untuk menahannya agar tidak jatuh kebawah
Namun, semakin lama, tanganku semakin tak berasa
Perlahan tali yang kupegang semakin kebawah
Terbawa oleh berat cinta dia kepadanya
Hingga aku berfikirir untuk melepasnya dariku
Butuh satu kali bagi dia untuk meyakinkanku
Namun butuh seribu kali untuk meyakinkan diriku sendiri
Bukan ku tak percaya
Tapi, melihat dirinya dan kisah dahulunya
Membuat semakin kecil harapanku
Mungkin biar saja dia kulepas
Walau memang berat
Tapi bukan sekarang
Aku hanya mencoba menghabiskan sisa semangatku
Hingga mungkin bertambah atau hilang tanpa sisa
Kuharap dengan siapapun engkau kelak, semoga kau bahagia
Bdg, (dari kertas yang terlipat)
Minggu, 06 Maret 2016
sejarah the bajred country
Tebec terbentuk dari beberapa batang manusia yang menyukai The Panas Dalam dan dipaksa untuk bergabung, serta hidup diluar bumi tapi sering pergi ke bumi.
Nama The Bajred Country diambil saat kita pergi ke bumi. Disana banyak akses yang rusak dan dalam kata lain "bajred" di sebuah wilayah dalam negara. Kami tidak ingin menyebut wilayah itu rusak, oleh karenanya kami berinisiatif untuk memisahkan wilayah tersebut agar tidak menjadi bahan tertawaan oleh negara tetangga di negaranya dahulu. Biar kami saja yang membanggakan atau menjelekan wilayah itu.
Karena makhluk TEBEC cukup banyak, kami menunjuk seorang untuk menjadi penengah, yang kami beri gelar Raja Yang Direndahkan. kenapa direndahkan ? Karena dalam lingkungan kami semua derajatnya sama. Walau statusnya berbeda tapi berani untuk menyesuaikan adaptasi hidup.
Kita mempunyai salahsatu basecamp dari sekian banyak basecamp, di sebuah ruangan yang cukup menampung semua penduduk, yang dapat kita kuasai dari jam 12 sampai jam 15, dan jarang ada air.
Inilah hasil sidang paripurna, dihadiri oleh seluruh anggota, yang diwakili oleh dua orang, dan satu orang nyusul.
Itulah sedikit ulasan mengenai sejarah Tebec
Terimakasih kepada :
Allah S.W.T
Masjid Agung Cikajang
The PANAS DALAM yang menjadi inspirator
Warung penjual rokok
Dan seluruh penduduk yang sudah mau dipaksa serta mengakui kependudukannya
Sekian hasil pembahasan sidang dalam kesempatan yang sempit dan kepepet ini.
Be With #2
Aku ingin kamu
Kamu yang salalu
Redamkan semua emosiku
Yang menggebu
Seakan menyerbu
Merusak fikiran, kelam, gelap, dalam
Mengalir bersama darahku
Tak terkendali dan hanya dirimu
Yang bisa arahkan jalanku
Ketempat damai sunyi
Sejukkan jiwaku yang terbakar
Dengan alunan kata indah dan senyummu
Seakan terik matahari berhenti menyengat
Dan hujan membasahi hati yang terbakar
Hanyut dan dinginkan emosiku
Hingga aku ingin kamu
Yang selalu ada untukku
(Bdg 14 Januari 2014)
Be With #1
Bingung apa yang harus kita lakukan
Jenuh memburu, otak membeku
Tak terlintas apapun selain dirimu
Tak peduli bosan membunuh
Asal kau tetap dibayangku
Jangan kau pergi berlari
Hanya tinggalkan sepi
Tak ingin aku lewati
Hari sepi yang selalu ku hadapi
Diamlah tetap disini
Temani hari
Walau cobaan terus mendekati
Namun kita berdua yang akan hadapi
Bersama berdua selamanya
Tak ingin ada sepi lagi
Disini !!
Dan untuk selamanya
(Bdg 14 Januari 2014)
Ketika Cintamu Datang Padaku
Mencintai mungkinkah tugas ?
Ya, tugas untuk memberi yang terbaik
Menyayangi akan segera ikut serta
Aku tak pernah memaksa kau untuk mencintaiku
Aku takut jika kau meminta syarat akan cintamu
Sedang aku tak bisa memberinya
Namun bila kau telah percaya padaku
Berarti itu tugas untukku
Aku akan berikan yang terbaik untukmu
Ini bukan tentang fisik, materi atau apapun itu
Jika memaksaku untuk memberimu
Ketahuilah, cukup sulit untuk aku sanggupi
Karena aku takut itu tidak seperti yang kau ingin
Aku akan memberimu yang terbaik dengan caraku
Jika kau tak suka, taka apa
Itu hanya sebagian dari kekuranganku
Ketidaksamaan pendapat akan juga segera
Seiring waktu mendewasakan keadaan
Mengganggu fikiran dalam indah pahitnya asmara
Kebosanan akan selau melanda
Tak perlu kau pintar mengobati rasa rindu
Pintarlah kau mengobati rasa bosan
Wahai kau, perlu kau tahu
Seperti apapun aku padamu
Semua karena aku menyayangimu
Memang hidup ini diberikan oleh tuhan
Dengan penuh dan banyak perbedaan
Jika kau menyangka aku tidak peduli padamu
Itu mungkin hanya sedikit pendapatmu
Saat kau memang tak gunakan fikiran yang baik padaku
Ketahulah, selama kau jadi milikku
Kau akan selalu ada dalam fikiranku
Selalu dalam setiap langkahku
Kau tahu, namamu selalu ada
Dalam setiap kali aku menadahkan tanganku
Kau akan selalu ada
Atau saat kau jauh disana
Dan bukan milikku, kau akan selalu aku kenang
Karena dalam ucapku
Pertama aku berkenalan denganmu
Berarti saat itu aku memiliki satu kenalan makhluk
tuhanku
Yang harus selalu aku jaga tali silaturrahmi dengannya
Bukan tentang harusnya aku membahagiakan
Tapi pintaku juga mengobati
Baik itu perasaan yang dulu
Yang masih terasa dan kau inginkan
Menjadikan aku bingung
Ketika harus melangkah
Antara melangkah kedepan
Ataukah melangkah ke belakang
Untuk melupakan, kau tak akan bisa
Kau pun hanya bisa memilih
Tentu pilihanmu adalah yang terbaik
Yang akan menjadi langkahmu selanjutnya
Andai kau kecewa, ingtlah itu jalanmu
Jalan yang pasti akan lurus jika kau terus
melaluinya
Namun jika kau hanya selalu merasa terpuruk
Jangan salahkan sipapun
Karena itu sudah menjadi caramu untuk menindaknya
Mari bersamaku kita buat cinta yang indah
Bukan hanya saling pengertian dan saling mengerti
Menurutku itu bisa melengkapi perjalan keindahan
cinta
Karena menurutku, kesempurnaan berisi segala.
Berisi kenyamanan, perdebatan, pertengkaran ketentraman
Yang membuat kita semakin dekat
Dan nyaman dalam hati, jiwa, kasih sayang dan rasa
cinta
( Mars, 05
Maret 2016 (15:49) )
Langganan:
Komentar (Atom)

